Mengapa setiap cerpen dan novel bisa diadaptasi menjadi naskah drama
1. Mengapa setiap cerpen dan novel bisa diadaptasi menjadi naskah drama?
Jelaskan alasannya!
Jawabannya :
Cerpen dan novel bisa diadaptasi menjadi naskah drama karena pada dasarnya,
cerpen dan novel yang dibuat sudah terbentuk satu struktur alur cerita yang utuh
dan lengkap sehingga bisa dituangkan ide cerita yang ada dalam cerpen dan novel
tersebut menjadi naskah drama, hal yang harus kita lakukan berikutnya hanya
tinggal menuliskan dialognya saja sehingga menjadi sebuah naskah drama yang utuh.
2. Bagaimana cara mengubah cerpen atau novel menjadi sebuah naskah drama?
Jawabannya :
Cara mengubah cerpen atau novel menjadi sebuah naskah drama yaitu dengan
memahami terlebih dahulu isi cerita dari cerpen atau novel dengan baik, kemudian
kita bisa memulai dengan mengadakan perubahan peristiwa yang terjadi dan yang
ada di dalam sebuah cerpen atau novel menjadi dialog. Kita bisa memilih peristiwa
yang menarik dalam cerpen atau novel untuk kemudian kita rubah menjadi dialog
antar tokoh dalam drama yang ingin kita buat.
3. Dalam membuat naskah drama, perlu dipahami 3 unsur penting yaitu penokohan,
plot, dan dialog. Buatlah 1 adegan naskah drama yang diadaptasi dari cerpen atau
novel dengan menerapkan 3 unsur tersebut!
Jawabannya :
Penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita sehingga
dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh itu.
Plot adalah sebuah struktur rangkaian kejadian dalam sebuah cerita yang disusun
secara kronologis, arti lain dari plot yakni suatu rangkaian cerita sejak awal
hingga akhir
Contoh 1 adegan naskah drama dengan menerapkan penokohan, plot dan dialog:
Judul : Pak Tua Pemungut Sampah
Beranda rumah ada seperangkat kursi. Hari masih pagi. Di dekat kursi Ra mencium
tangan ibu, sementara Fathia, Tary, dan Rita menunggu di halaman depan.
Ra : (melepaskan tangan ibu) “Ra berangkat Bu” (lari menuju temannya)
Ibu : “Iya, hati-hati di jalan (ibu masuk)
Ra, Fathia, Tary, dan Rita berjalan dan bertemu lelaki tua sedang mengaduk
Ibu : “Iya, hati-hati di jalan (ibu masuk)
Ra, Fathia, Tary, dan Rita berjalan dan bertemu lelaki tua sedang mengaduk
tempat sampah
Ra : (menutup hidung) “Ih bau banget”
Rita : “Iya, aku pengen muntah”
Tary : “Eh, bukankah itu sampah-sampah bekas dari rumah kita juga?”
Fathia : “Tapi kita kan mau lewat. Pak Tua itu harusnya berhenti dulu supaya baunya tidak menyengat”
Rita : “Iya, aku pengen muntah”
Tary : “Eh, bukankah itu sampah-sampah bekas dari rumah kita juga?”
Fathia : “Tapi kita kan mau lewat. Pak Tua itu harusnya berhenti dulu supaya baunya tidak menyengat”
4. Tuliskan watak setiap tokoh pada drama Kisah Pemulung dan Penjual Bakso!
Jawabannya :
Watak Pemulung : Sabar, jujur, baik hati, suka menolong
Watak Penjual Bakso : Ceria, murah hati
Watak Anak kecil : Mudah marah, usil, cerdik, kurang tanggung jawab
Watak Penjual Bakso : Ceria, murah hati
Watak Anak kecil : Mudah marah, usil, cerdik, kurang tanggung jawab